Lari Dari Malaikat Maut





Anisa AE  -  Apa yang akan terjadi ketika kamu belum siap menghadapi maut, tapi dia sudah datang? Bukan belum siap, karena tiap manusia tak akan siap bertemu dengannya, kecuali para kekasih-Nya. Itu yang terjadi pada saya tadi malam.

Singkat cerita, dosa saya terlalu banyak. Setiap hari ada saja dosa yang saya lakukan, mulai dari membunuh, mencuri, curang, ghibah, fitnah, dan lainnya. Betapa besar dosa saya, sampai tak mampu menghitungnya satu per satu.

Bagaimana tidak? Hampir setiap hari saya membunuh semut dan nyamuk. Mencurangi hak-hak orang lain dengan lupa memberikan 2,5% hak mereka yang ada pada saya. Mencuri waktu-Nya di tiap 5 waktu yang Dia wajibkan untik saya. Sering ghibah dan memfitnah orang lain dengan hati saya. Belum lagi yang tidak bisa amanah serta sering berbohong pada Ibu dan dan Asma.

Tadi malam, saya berlari dari malaikat maut. Berkejar-kejaran sampai lubang semut. Ya, itu yang terjadi selama 3x dalam semalam tadi. Bayangkan, saya harus berlari dari malaikat tersebut, sampai tak tahu harus ke mana lagi. Ya, walaupun saya tahu bahwa itu mimpi, tapi seolah nyata terjadi.

Hanya mimpi? Tidak hanya mimpi. Karena saya tahu itu mimpi, maka berusaha terjaga, agar memimpikan hal yang lain. Sekuat tenaga saya lakukan sesuatu untuk membangkitkan dunia nyata. Sukses. Terlihat jam dinding masih menunjukkan jam satu kurang sepuluh menit.

Karena masih mengantuk, saya tertidur lagi. Padahal niat tidak akan tidur sampai pagi. Di sana, di dalam mimpi, saya bertemu dengan malaikat maut lagi. Wajah yang hitam dan tubuhnya yang besar membuat saya berlari, lagi. Kejar-kejaran terjadi di antara kami, tapi kali ini saya langsung berusaha bangun.






Walau dengan susah payah, akhirnya saya bisa bangun. Itu pun juga sambil memekik, berusaha menyadarkan diri sendiri, minimal nanti dibangunkan adik atau Ibu. Sudah cukup mengerikan aksi kejar-kejaran yang pertama. (Baca selengkapnya)

Subscribe to receive free email updates: