Penulis BUKAN Menantu Idaman




Anisa AE - Penulis adalah menantu idaman, siapa bilang? Walaupun saya adalah seorang penulis, tapi menolak mentah-mentah tentang hal ini. Kenapa begitu? Karena saya tahu bagaimana dunia penulis itu. Eits, tak ada hubungannya dengan profesi, ya? Karena profesi semua sama menurut saya.

Penulis sama halnya dengan reporter, polisi, guru, petani, nelayan, dan profesi yang lainnya. Lantas? Kenapa harus menjadi menantu idaman? Andai penulis memang benar menantu idaman, lantas bagaimana dengan profesi lain? Apa mereka bukan menantu idaman? Nah lho? Ini seperti pilih kasih. Kasihan yang lainnya dong ....

Lantas, seperti apa kriteria menantu idaman saya? Hahaha, padahal Asma baru 4 tahun, tapi saya sudah kepikiran soal menantu. Profesi apa saja itu adalah calon menantu yang baik, asal bukan pengangguran. Eits, tidak termasuk profesi dengan tanda kutip lho. Setuju? 


Karena Asma adalah anak peremuan, pastinya saya cari menantu laki-laki. Sekali lagi saya tekankan, bukan penulis. Nanti bisa saingan dengan saya. Hahaha. 

Pertama, dia adalah imam yang baik. Mampu menjaga Asma di dunia dan akhirat. Well, ini adalah syarat mutlak calon menantu idaman saya. Tak hanya menjaga Asma, tapi juga menjaga dan baik pada kedua orang tuanya. Jika pada kedua orang tuanya saja sudah baik, apalagi kepada saya dan suami nantinya. 

Yang pasti dan terpenting, harus ada cinta di antara mereka. Semua akan terasa hambar jika tak ada cinta. Sebuah keluarga juga harus dilandasi saling percaya, membantu, dan membutuhkan. Karena seseorang tidak akan bisa terbang hanya dengan satu sayap. Ceilah ....

Pastinya juga harus bekerja dengan mapan. Sebagai orang tua, saya tak ingin Asma kelaparan atau tidak terpenuhi sandang papannya. Ya jelaslah, orang tua mana pun pasti menginginkan hal itu. (Baca selengkapnya)

Subscribe to receive free email updates: