Menikmati Sensasi Grebeg Tengger Tirtoaji



Belajar Ngeblog
Sampai jam 7 pagi, ternyata Iqbal belum datang, saya sempatkan selfie dulu di depan tempat tersebut. Saat Iqbal datang, kami pun langsung cuss belajar tentang template blog baru saya yang ternyata mudah. Duuuh berasa gimana gitu. Mudah gini kok gak bisa.

Jam 8 lebih, Ihwan datang. Kami pun menunggu rombongan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang sebelum masuk ke tempat wisata tersebut. Kebetulan saya dan Iqbal kompakan pakai kaos kembar, sedangkan Ihwan ngeyel pakai kaos bertuliskan Wonderfull Indonesia. Tapi tetap saja dia ganti kaos biar kompakan. Heheh.

Saat pertama kali masuk area wisata, kami melihat Bapak Made Arya Wedhantara, SH, M.Si  selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang. Kami sempat bersalaman dan memotret beliau dan stafnya yang pada saat itu memakai baju batik abu abu. Setelah itu saya dan sahabat blogger lainnya berjalan menuju lokasi acara sambil berfoto ria. Ternyata di bawah sudah ada Mas Vicky Phalevi dan Mas Gede Arya menunggu kami.

Para Penari dari grup Laras Aji
Sebelum acara dimulai, kami sudah punya jadwal acara pada hari itu. Mulai dari jam 8 pagi sampai 1 siang. Sebelum acara dimulai, kami sempatkan memotret beberapa bidadari yang rencananya memang untuk menarikan tari Bedhaya Luk Suruh dan mengambil air suci dari Sendang Widodaren. Mereka terdiri dari tujuh bidadari cantik beserta dengan seorang Hanoman dan Prabu Rama Wijaya. Mereka bersembilan ternyata merupakan anggota grup tari Laras Aji yang akan menyajikan tari dalam ritual nantinya.

Rombongan Suku Tengger
Ternyata jamnya mundur, dimulai sekitar jam 10 saat rombongan dari suku Tengger yang ada di Kabupaten Malang datang. Itu pun saat saya dan Iqbal sedang menikmati gorengan di warung. Ihwan yang merasa kecolongan, langsung berlari menyusul rombongan tersebut dengan kameranya.

Rombongan Suku Tengger
Rombongan yang datang seperti karnaval. Ada banyak sekali bawaan seperti tumpeng besar dan bahan pangan. Para lelaki dan perempuannya pun menganakan pakaian khas suku tengger, tak lupa make up yang membuat mereka lebih cantik. Rombongan tersebut sangat panjang, ada lebih dari 200 orang mulai dari anak-anak sampai lansia. 
   






Grebeg Tengger Tirtoaji adalah nama lain dari upacara adat pengambilan air suci di sumber mata air Sendang Widodaren Mbah Kabul dan Mbah Gimbal yang berada di Taman Wisata Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ritual tersebut biasanya dilakukan oleh suku asli Tengger dari empat kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Lumajang, dan Probolinggo. Namun pada saat itu hanya dihadiri oleh suku tengger di wilayah Kabupaten Malang saja. Memang masih belum banyak yang tahu meskipun warga Malang sendiri. Jujur saja termasuk saya. Padahal Pemerintah Kabupaten Malang sudah menggelar acara ini semenjak tahun 2013. 

Iring iringan masyarakat tengger tersebut membawa puluhan sesaji yang terdiri dari tiga tumpeng nasi kuning berukuran besar dan beraneka macam hasil bumi, ada ketela, pisang, apel, jeruk dan lain sebagainya. Mereka rela datang jauh jauh dari Gubuk Klakah Tengger untuk mengambil air suci di sendang Widodaren. Mereka menganggap sumber air tersebut membawa berkah dan manfaat dalam bercocok tanam.

Acara dibuka oleh Bapak Made Arya Wedhantara, SH, M.Si
Tidak lama kemudian acara dimulai, dibuka oleh Bapak Made Arya Wedhantara, SH, M.Si selaku penyelenggara acara tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Grebeg Tengger Tirto Aji yang dipimpin oleh Bapak H. Abdul Malik selaku Sekda Kabupaten Malang. Pada saat itu beliau mendapat penghormatan berupa pemakaian udeng khas suku tengger dan sempet sebagai pakaian pimpinan ritual.   (Baca selengkapnya)

Subscribe to receive free email updates: