Mengenali Buku Bajakan



MACAM-MACAM BUKU DAN NOVEL
Berbagi dan menginspirasi
Siapa yang suka membaca buku? Ayo angkat tangan!!! Atau jangan-jangan kalian penulis buku tersebut? Hehehe. Penulis pasti tak lepas dari buku, kan? Dua hal yang tak bisa dipisahkan, membaca dan menulis.
Sebagai penulis, pasti seneng banget kalo tau bukumu terpajang di toko-toko buku, apalagi sampai di pinggir jalan. Wah wah, ada rasa bangga terselip ketika mengetahui hal tersebut.
Halaman pada buku bajakan
Namun, bagaimana jika buku yang dipajang di toko buku dan yang dijual di pasaran adalah buku bajakan? Hiks, pasti sangat sedih. Merasa gak dihargai sebagai seorang penulis, apalagi penulisnya hanya dapat royalty 10% dari buku yang laku dijual. Eh malah ada pihak lain yang langsung mengcopy dan menyebarluaskan. Ih .... Sebel banget. Masalahnya, terkadang malah banyak pembaca yang membeli buku seperti ini hanya untuk memuaskan dahaga karena rasa penasaran pada isi cerita. Ada juga yang malah tertipu membelinya. Maksud hati ingin membeli yang murah, eh, kebetulan ketemu yang murah. Apa daya sesampainya di rumah malah kecewa karena bukunya adalah bajakan. Sebel juga, kan? Tahun kemarin, saya beli buku di Stadion Kanjuruhan. Karena sudah terbiasa membeli buku di sana untuk resep masakan dan cerita anak, saya pun membeli buku karya Tere Liye dan A. Fuadi. Saya sangat yakin buku itu bukan bajakan jika melihat dari plastik yang membungkus dan harga yang ditawarkan oleh penjual cukup mahal. Sempat terjadi tawar-menawar yang cukup alot. Sesampainya di rumah, saya sangat kecewa ketika mendapati bukunya adalah bajakan. Niat mau begadang membaca buku pun kandas begitu melihat isi dan kertasnya. Karena memang terbiasa dengan buku yang asli, saya pun bisa membedakan kedua jenis buku tersebut. Namun, masih saja kecolongan oleh sikap penjualnya. (Baca selengkapnya)

Subscribe to receive free email updates: