5 Tips Agar Sukses Menjadi Pejuang ASI






Anisa AE - Bagaimana rasanya setelah melahirkan? Pasti sakit banget, karena itu juga yang saya alami. Dua kali melahirkan lewat operasi membuat saya tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Tapi, rasa itu bisa hilang sesaat jika melihat wajah buah hati yang mulai menyusu pada saya.
Ya, saya termasuk pejuang ASI.

Walaupun saat anak pertama, Machin tidak bisa full ASI selama enam bulan. Kebetulan saat itu, rumah sakit belum pro menyusui sejak bayi baru lahir. Jadi, mulai pertama, Machin sudah mendapat sufor. Namun hal itu tidak menghalangi niat saya untuk memberikan full ASI selama 2 tahun.

Niat baik saya sempat jadi cibiran tetangga, apalagi dengan payudara yang kecil. Berbagai pertanyaan dan sindiran mampir di telinga saya. Apa bisa menyusui sampai umur Machin 2 tahun? Tapi cibiran itu berhenti saat saya terus berusaha menyusui sampai 2 tahun, walaupun memang tidak bisa full ASI. 

Tepat pada usianya yang ke-2, saya stop menyusui. Tidak bisa dibilang mudah karena banyak sekali rintangan dalam menyapihnya. Mulai dari memberi lipstik pada payudara, memberi rasa pahit, sampai pada mengeluh kalau payudara sakit saat dia menyusu. Yang paling menyedihkan adalah tangisnya saat ingin menyusu, tapi tak boleh.


Saat melahirkan anak kedua. Dia benar-benar full ASI karena tidak mau sufor. Bahkan sejak keluar dari rahim sampai umurnya enam bulan, saya bisa menyusui dengan lancar. Saat ini dia sudah berumur 11 bulan dan payudara kecil bukan lagi alasan tepat untuk berkata bahwa tak bisa menyusui.

Ada saudara saya yang payudaranya besar, tapi tak mempunyai puting. Jadinya sampai punya dua anak pun, dia tidak bisa menyusui anak-anaknya. Tapi memang, dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan agar bisa melaksanakan pro ASI sampai dua tahun. Apalagi di desa, biasanya anak bayi dilotek. Diberi nasi yang bercampur pisang dan dihaluskan. Terkadang juga pisang saja.

Bagaimana jika masih bersama mertua yang tradisional banget? Galau ya? Saya ada beberapa tips agar bisa tetap menyusui sampai dua tahun.

1. Pilih Rumah Sakit yang Pro ASI
Beberapa rumah sakit, ada yang tidak pro menyusui dini. Seperti rumah sakit tempat Machin lahir. Dari bayi, dia sudah mendapatkan sufor sebelum meminum ASI. Berbeda dengan RS tempat adiknya, Michan. Dengan memilih rumah sakit yang tepat, kita bisa langsung memberikan ASI setelah bayi lahir.



2. Minta Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga sangat penting untuk mendukung pro ASI. Bayangkan kalau keluarga ada yang gak tau soal progam ini, tiba-tiba aja ngelotek si kecil dengan pisang. Alasannya kasihan kalau si kecil kelaparan. Aduuuh, padahal dia bisa kenyang lho hanya dengan ASI sampai usia 6 bulan. Kasihan itu ususnya belum siap nerima makanan lain. Jika sudah berkomitmen dari awal, maka keluarga pun bisa membantu agar proses tersebut bisa berjalan dengan lancar. (Baca selengkapnya)

Subscribe to receive free email updates: